Friday, July 29, 2011

Aku Hambamu


Aku Hambamu I'm Your Slave
Ku melangkah di bumi nan indah
Ku tengadah ke langit nan megah
Ku mendengar suara-suara merdu
Udara kuhela semua ciptaanMu
Ku nikmati kecantikan alam
Ku rasakan lazatnya makanan
Ku lihat diriku ada kemampuan
semuanya anugerah dariMu oh Tuhan
ke mana pun aku pergi
Aku disambut oleh Kebesaranmu
ke mana pun jua ku menghadap
aku disapa oleh kasih sayangMu
Wahai Tuhan berikanlah aku RahmatMu selalu
agar aku tetap dalam RehaMu mengutip pahalamu
di waktu ku bersalah Kau maafkan aku
aku ini adalah hamba
jangan kau tarik rasa hamba dari jiwaku
Engkau sematkanlah di dadaku
agar aku dapat bawa ke mana-mana
Oh Tuhanku yang Maha Pengampun
aku hamMu memohon ampun
alangkah bahagianya aku menjadi hambaMu
alangkah bahagianya aku Kau menjadi Tuhanku
jangan tinggalkan aku sendirian
pimpinlah aku agar tak sesat jalan
jangan Kau tarik rasa kehambaan
kerana itulah kebahagiaan yang menjadi keredhaanMu
I'm walking on this beautiful earth
I look up to the smashing sky
I hear so many dulcet voices
I take deep breaths of all Your creations
I devour Your graceful world
I enjoy Your scrumptious food
I find myself with much capabilities
those gifts are all from You O Lord
wherever I go
I'm welcomed by Your Mightines
whichever direction that I turn to
I'm greeted by Your love
O Lord, confer me Your Blessing always
may I'm in Your content, amassing Your rewards
when I've done wrong You forgive me
I'm mere slave
don't take back feeling of slavery from me
You carve it deep in my heart
may I take it anywhere I go
O my Lord, The Most Forgiving
I'm Your slave, asking for forgiveness
how glad I am being your Slave
how glad I am, You're my lord
don't ever leave me alone
do guide me may I won't go astray
don't You take back feeling of slavery
coz that happiness is Your Contentment
Sumber: http://www.youtube.com/watch?v=x2UyvS3sSQc&feature=related

Saturday, July 16, 2011

Apa itu Takhalli

Pada peringkat takhalli, kita mesti melawan dan membuang dengan memaksa terus-menerus semua kehendak-kehendak nafsu yang rendah (jahat) dan dilarang oleh Allah. Selagi kita tidak memaksa diri untuk membenci, memusuhi dan membuangnya jauh-jauh secara terus-menerus dari diri kita, selagi itulah nafsu jahat akan sentiasa menguasai dan memperhambakan kita. Rasulullah SAW bersabda:

Maksudnya: “Sejahat-jahat musuh engkau ialah nafsu engkau yang terletak di antara dua lambung engkau.” (Riwayat Al Baihaqi)

Karena kejahatannya itu, telah banyak manusia yang ditipu dan diperdaya untuk tunduk dan bertuhankan hawa nafsu. Ini diceritakan oleh Allah dengan firman-Nya:

surat:45 ayat:23

Maksudnya: “Apakah engkau tidak perhatikan orang-orang yang mengambil hawa nafsu menjadi Tuhan, lalu dia dibiarkan sesat oleh Allah berdasarkan ilmu-Nya.” (Al Jasiyah: 23)



Apabila nafsu jahat itu dibiarkan menguasai hati, iman tidak akan ada tempatnya. Bila iman tidak ada, manusia bukan lagi menyembah Allah, Tuhan yang sebenarnya tetapi dia akan menyembah hawa nafsu. Oleh itu usaha melawan hawa nafsu janganlah dimudah-mudahkan dan dianggap ringan. Melawan nafsu adalah satu jihad yang besar. Ingatlah sabda Rasulullah SAW pada Sahabat- Sahabat ketika baginda berangkat pulang dari satu medan peperangan:

Maksudnya: “Kita baru balik dari satu peperangan yang kecil untuk memasuki peperangan yang besar.” Bila para Sahabat bertanya: “Peperangan apakah itu?” Baginda berkata: “Peperangan melawan nafsu.” (Riwayat Al Baihaqi)

Melawan hawa nafsu sangatlah susah. Barangkali kalau nafsu itu ada di luar jasad kita dan dapat dipegang, senanglah kita tekan dan membunuhnya sampai mati. Tetapi nafsu kita itu ada dalam diri kita, mengalir bersama aliran darah, menguasai seluruh tubuh kita. Bahkan ia menjadi sebahagian daripada jasad kita yaitu tubuh yang halus (jismul-latif). Karena itu, tanpa kesadaran, kemauan dan paksaan yang sungguh-sungguh, kita pasti dikalahkannya, kemudian akhirniya nafsu memperalat kita semau-maunya.


Friday, July 15, 2011

Ilmu Hakikat

Definisi ilmu hakikat ialah rasa-rasa hati (zauk) atau syu’ur yang ada di dalam hati atau jiwa manusia yang sifatnya berubah-ubah dari satu bentuk rasa kepada rasa yang lain. Rasa-rasa hati ini tergantung kepada bentuk-bentuk rangsangan-rangsangan lahir yang mendatangi manusia itu. Ada rasa hati yang berbentuk mahmudah dan ada juga yang berbentuk mazmumah.

Ilmu hakikat itu bidang kajiannya ialah tentang alam rohani atau hati nurani manusia atau mengkaji tentang sifat-sifat nafsu. Sifat-sifat nafsu yang terdiri daripada nafsu ammarah, nafsu lawwamah, nafsu mulhamah, nafsu mutmainnah, nafsu radhiah, nafsu mardhiahdan nafsu kamilah. Termasuk juga di dalamnya perihal sifat-sifat gerakan serta dorongan hati.

Di antara rasa-rasa hati yang mahmudah (sifat positif) itu ialah ikhlas, cinta Allah, rasa kehebatan Allah, rasa takut/gentar dengan Neraka, rasa berdosa, malu, rasa diawasi, kasih sayang, simpati, rendah hati, yakin dengan Allah, tawakal dan sebagainya. Sementara rasa-rasa hati yang mazmumah (sifat negatif) itu pula di antaranya riyak (pamer), ujub (rasa diri hebat), sombong, pemarah, hasad dengki (iri hati), dendam, tamak, bakhil (kikir), penakut (terhadap makhluk), jahat sangka dan lain-lain lagi.

Rasa-rasa hati yang telah disebutkan di atas sentiasa silih berganti menguasai hati atau roh. Oleh karena itu, hati sentiasa berbolak-balik. Sebab itulah di dalam kitab, sifat hati yang berbolak-balik itu disebut sebagai qalbun . Hati juga wajib bersyariat yaitu membuang sifat mazmumah dan menyuburkan sifat-sifat mahmudah. Inilah yang disebut sebagai syariat batin.

Referensi:

Perbandingan jasad, roh, akal dan nafsu pada berbagai makhluk

Berikut ini adalah perbandingan adanya jasad, roh, akal dan nafsu pada berbagai makhluk yang ada di muka bumi:


Makhluk Jasad Roh Akal Nafsu
Malaikat dari cahaya ada ada -
Manusia dari tanah ada ada ada
Jin dari api ada ada ada
Hewan ada ada - ada
Tumbuhan (nabatat) ada - - -
Benda Mati (jamadat) ada - - -

Malaikat

Malaikat memiliki jasad, roh dan akal, tapi tidak ada nafsu. Malaikat adalah mukalaf yang taat, patuh dan tidak pernah ingkar. Demikian disebutkan di At-Tahrim:6 " Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."

Jasad malaikat terbuat dari cahaya.

Manusia

Manusia memiliki jasad, roh , nafsu dan akal. Jika hatinya (roh) diasuh, dididik dan dibersihkan, maka akan menjadi manusia berwatak malaikat yang berwujud manusia. Jika tidak diasuh & dididik hatinya, maka akan berwatak binatang atau syaitan dengan wujud manusia.

Jasad manusia terbuat dari tanah

Jin

Jin sama dengan manusia, ada roh, nafsu dan akal, serta mukalaf.

Jasad jin terbuat dari api.

Hewan

Hewan ada roh, ada nafsu tapi tidak ada akal, dan tidak mukalaf. Tidak ada pertanggung jawaban syariat. Bila mati jadi tanah, tidak ke syurga tidak ke neraka.

Tanaman dan benda mati

Tanaman dan benda mati memiliki jasad, tidak memiliki akal. Karena tidak ada akal, maka mereka ini tidak termasuk mukalaf. Tentang roh pada tanaman dan benda mati ini menjadi perdebatan sebagian ahli..

Catatan

Mukalaf adalah orang/makhluk yang bertanggungjawab dengan kewajiban dan perintah untuk menjalankan hukum tuntutan agama Islam serta menjauhi larangan-Nya atas dasar orang tersebut sudah mencapai usia dewasa dan mempunyai akal (akil baligh) serta telah sampai seruan agama (Syariat Islam) kepadanya.

Thursday, July 14, 2011

Apa itu Tajalli

Sebagai hasil mujahadah (melawan nafsu) dalam takhalli dan tahalli , kita akan memperolehi tajalli. Iaitu sejenis perasaan yang datang sendiri tanpa memerlukan usaha lagi. Agak sukar untuk dituliskan atau digambarkan dengan bahasa. Apakah yang dikatakan tajalli? Yang sebenarnya ia adalah sejenis perasaan yang bersifat maknawiah (zauk), yang hanya mungkin dimengertikan oleh orang-orang yang mengalami dan merasainya. Sepertilah kemanisan gula, tidak akan dapat digambarkan secara tepat oleh orang yang belum pernah merasakan manisnya gula.

Tajalli secara ringkas, secara asas dan secara mudah difahami ialah perasaan rasa bertuhan, rasa dilihat dan diawasi. Hati seakan-akan tajam, hidup, nampak dan terasa kebesaran Allah. Ingatan dan rindu penuh tertuju pada Allah. Hati tenggelam dalam kebesaran-Nya atau dalam mencintai-Nya dengan tidak putus-putus lagi. Harapan dan pergantungan hatinya tidak lagi pada yang selain dari Allah. Dirasakan oleh hatinya bahwa seluruh amal bakti yang dibuatnya, adalah karena dan untuk Allah semata-mata. Atau hadiah daripada Allah kepadanya. Apa saja masalah hidup, dihadapi dengan tenang dan bahagia. Tidak ada pun kesusahan dalam hidupnya. Sebab semua itu dirasa pemberian dari Kekasihnya, Allah SWT. Kalau begitu, bagi orang-orang yang beriman, dunia ini sudah terasa bagaikan Syurga. Kebahagiaan mereka adalah kebahagiaan sejati dan kebahagiaan abadi yaitu kebahagiaan hati.

Sebatas ini yang mampu saya gambarkan rasa tajalli yang agak rasional yang dapat diuraikan secara ilmiah. Yang selebihnya, lemahlah tinta untuk menulisnya. Hanya siapa yang dapat, dia akan merasakannya dan tidak dapat berbagi dengan orang lain pula. Kalau coba juga diceritakannya, akan menimbulkan fitnah di sisi orang-orang yang jahil (tidak paham). Sementara orang-orang yang hasad dengki pula akan mengambil peluang menuduhnya sesat, kafir atau zindik (atheis). Dalam soal ini ada seorang Sahabat Rasulullah SAW pernah berkata: “Kalau aku sampaikan apa yang terasa dalam hati ini, orang akan menuduh aku kafir dan lantas membunuh aku.”

Sumber: http://www.kawansejati.org/12-cara-memimpin-hati

Apa itu Tahalli

Tahalli berarti menghias. Yakni perkataan lawan bagi takhalli. Sesudah kita mujahadah yakni mengosongkan hati dari sifat-sifat terkeji atau mazmumah, segera pula kita menghiasi hati dengan sifat-sifat terpuji atau mahmudah. Untuk mudah difahami, coba gambarkan hati kita sebagai sebuah mangkok yang kotor. Kemudian mangkok itu dibersihkan. Setelah bersih, jangan dibiarkan kosong. Isi mangkok itu dengan barang-barang yang berharga dan makanan yang lezat. Begitu jugalah dengan hati yang telah dibersihkan dari sifat-sifat mazmumah tadi. Janganlah dibiarkan kosong. Mestilah diisi dengan sifat-sifat mahmudah pula.
Untuk mengisi hati dengan sifat mahmudah, sekali lagi kita perlu mujahadah. Dalam peringkat mujahadah ini, kita masih terasa berat dan susah. Susahnya memerangi hawa nafsu itu karena pada hakikatnya kita terpaksa memerangi diri kita sendiri. Bukankah sebelum ini kita katakan nafsu itu sebagian dari jasad kita, yaitu jasad halus kita (jismul latif). Maknanya belum ada ketenangan dan kelezatan yang sesungguhnya. Bagaimana hendak lezat kalau terpaksa memerangi diri sendiri. Insya-Allah, kalau kita bersungguh-sungguh, lama kelamaan bila ia menyatu dengan hati, di waktu itu akan terasalah lezatnya. Karena setelah kita bersungguh-sungguh, Allah akan membantu sepertimana janji-Nya dalam Al Quran.
Cara-cara mujahadah dalam tahalli samalah seperti kita mujahadah untuk takhalli. Seperti juga orang yang buat latihan senam untuk sehatkan badan. Peringkat awal tentulah terasa letih, menjemukan dan sakit-sakit badan. Tetapi akhirnya nanti, dia akan rasa senang dan terhibur dengan senam itu. Begitulah juga dalam riadatunnafsi ini. Artinya, kita bersenam secara rohaniah. Peringkat awal tentulah jemu dan tersiksa tetapi akhirnya akan mesra dengan tabiat diri kita.
Misalnya, kita mau menghiasi hati dengan sifat pemurah. Maka kita mujahadah dengan mengeluarkan harta atau barang kita, terutama yang kita suka dan sayang, untuk diberi pada yang memerlukannya. Mulanya tentu terasa berat dan payah. Tetapi jangan menyerah. Kita lawan. Ingatkan hati bagaimana orang-orang muqarrobin berebut-rebut untuk dapatkan pahala sedekah. Sayidatina Aisyah r.ha. di waktu tiada apa yang hendak dimakan, beliau coba juga mendapatkan walau separuh kurma untuk disedekahkan. Begitu kuat keinginan mereka pada pahala dan rindunya dengan Syurga. Mereka berlomba-lomba menyahut pertanyaan Allah SWT:
surat:57 ayat:11
Maksudnya: “Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperolehi pahala yang banyak.” (Al Hadid: 11)
Setiap kali kita rasa sayang pada harta, setiap kali itulah pula kita keluarkannya. Insya-Allah lama-kelamaan kita akan memiliki sifat pemurah. Begitu juga dengan sifat-sifat mahmudah yang lain seperti kasih sayang, berani, tawadhuk dan sebagainya, perlulah kita miliki. Untuk itu perlulah bermujahadah. Jika tidak, iman juga turut hilang. Sebab iman itu terdiri di atas sifat-sifat mahmudah.

Referensi:

Tuesday, July 12, 2011

Interaksi Jasad Batin Manusia



Beberapa waktu lalu saya sudah pernah menulis tentang 4 unsur manusia, yaitu bahwa manusia mempunyai 1 unsur fisik dan 3 unsur batin sebagai berikut:

  1. tubuh fisik
  2. hati
  3. akal
  4. nafsu

Pada tulisan ini saya ingin mengkaji lagi interaksi antara unsur-unsur tersebut dengan dunia di luar manusia.

Peranan 4 unsur tersebut secara singkat adalah sebagai berikut:

  • Tubuh fisik tentunya sudah jelas, tidak perlu diuraikan lagi karena inilah yang terlihat jelas kita pakai untuk aktivitas sehari-hari. Tubuh fisik ini ikut saja apa kata hati, sehingga tubuh fisik ini dapat diumpamakan sebagai rakyat dalam suatu negara.
  • Hati fungsinya merasa. Dia lah yang memimpin bagian lain, sehingga dapat diumpamakan sebagai raja dalam suatu negara.
  • Akal fungsinya berfikir, mengolah informasi dan pengetahuan yang ada untuk menjadi hal baru. Akal ini dapat diumpamakan sebagai ulama dalam suatu negara.
  • Nafsu pada umumnya senantiasa mengajak kepada perbuatan jahat, sehingga posisinya seakan sebagai penjahat dalam suatu negara.

Dalam interaksi dengan dunia luar, 4 unsur ini juga punya peranan masing-masing.

Tubuh fisik berperanan untuk berinteraksi dengan dunia luar secara fisik. Tubuh fisik tidak melakukan pengolahan informasi. Informasi yang diterima oleh panca indera diberikan ke tubuh batin (nafsu , akal , hati), demikian juga informasi dari tubuh batin diterima oleh tubuh fisik sebagai perintah untuk dilaksanakan.

Akal melakukan proses berfikir berdasarkan informasi yang diterima sebelumnya. Ilmu-ilmu yang dapat diterima antara lain adalah sebagai berikut:

  1. Ilmu agama
  2. Ilmu dunia
  3. Ilmu-ilmu lain yang sifatnya tersurat (kelihatan nyata)

Ilmu yang diterima akal ini paling tinggi bersifat kepahaman saja, artinya mendudukkan informasi yang diterima secara terstruktur dan mengetahu hubungan informasi yang ada satu sama lain. Proses berfikir ini tidak sampai menjadi penghayatan maupun perasaan.

Contoh kerja akal ini misalnya pada waktu kita mempelajari suatu ilmu, entah itu ilmu agama maupun ilmu dunia. Akal dapat belajar dengan jalan membaca, mendengar, meraba. Ilmu yang diterima dapat diingat / dihapal. Lebih jauh lagi ilmu tersebut dapt dipahami sehingga dapat dipakai untuk mengerjakan soal-soal yang diberikan, misal soal berhitung dan soal essay. Kerja akal ini ibarat komputer yang dapat mengingat dan memproses informasi, namun tidak mempunyai perasaan.

Hati menerima ilmu jenis lain, yaitu ilmu-ilmu yang sifatnya tersirat. Ilmu-ilmu ini antara lain:

  1. Ilmu hikmah
  2. Wahyu (untuk para nabi & rasul)
  3. Ilham / Ilmu laduni
  4. Ilmu-ilmu lain yang sifatnya tersirat.

Pada para nabi/rasul, ilmu wahyu yang diterima tidak memerlukan ilmu asas sama sekali, sedangkan pada orang selain nabi/rasul, ilmu hikmah/ilham/laduni yang diterima memerlukan ilmu asas yaitu ilmu agama asas yang telah ada di akal. Ilmu agama asas ini maksudnya adalah ilmu aqidah, ilmu syariat, ilmu tasawuf, dan lain-lain ilmu alat seperti ilmu tafsir, ilmu hadis, bahasa arab dan lain sebagainya.

Hati diperlukan sebagai sarana untuk menerima ilmu hakekat/makrifat. Ilmu hakekat/makrifat ini diperlukan untuk menjalankan amalan tasawuf. Ilmu hakekat ini seringnya berupa perasaaan, ataupun sesuatu yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, jadi memang tidak dapat ditransfer melalui panca indera saja.

Berikut ini beberapa contoh pengamalan Islam dari sisi kerja akal dan kerja hati:

  • Ada orang-orang yang belajar agama Islam sampai paham, namun tidak sampai menjadi keyakinan maupun amalan. Contohnya adalah orang-orang Orientalis.
  • Ada orang-orang yang belajar agama Islam sampai paham, diamalkan dalam perbuatan sehari-hari, namun dalam hatinya sebenarnya menolak Islam. Ini adalah golongan munafik.
  • Ada orang yang belajar Islam, meyakini Islam, melaksanakan syariat Islam, namun perangainya masih kasar, banyak mazmumah. Artinya pengamalan tasawufnya masih susah. Hatinya sudah menerima Islam, namun masih ada penyakit-penyakit batin di dalam dirinya.
  • Ada orang yang belajar Islam, meyakini Islam, melaksanakan syariat Islam, dan akhlaknya baik. Ini adalah orang yang hatinya sudah bersih dari penyakit-penyakit batin.

Nafsu secara bawaan adalah mengajak hati kepada kejahatan, kecuali nafsu yang sudah terdidik. Nafsu yang jahat juga dapat menjadi jalan bagi syaitan untuk memasukkan bisikan-bisikan ke dalam hati.

Penutup

Pada saat ini yang umum dipelajari orang adalah ilmu melalui akal saja, terutama di sekolah formal dan perguruan tinggi. Di sisi lain, perkara hati ini tidak mendapatkan ilmu hati yang sesuai, sehingga akal maju namun hati jalan di tempat.

Ringkasnya: dari akal sampai ke akal, dari hati sampai ke hati. Ilmu dari buku-buku yang kita baca itu hanya sampai di akal, sedangkan supaya ilmu sampai dihayati di hati perlu teknik tersendiri.

Akal mampu berfikir yang jauh-jauh dan hebat-hebat, namun hati masih banyak mazmumah/sifat jahat. Kita lihat banyak orang pandai, namun kepandaiannya dipakai untuk berbuat jahat. Kalaupun tidak berbuat jahat, kebaikannya tidak dapat mengimbangi kejahatan yang dibuat orang lain, sehingga kehidupan di masyarakat menjadi sangat tidak menyenangkan.

Untuk itu perlulah manusia di hari ini untuk memperbanyak fokus amalan hati, terutama dengan mencari guru Mursyid yang dapat membimbing hati manusia dengan melakukan transfer rasa kepada anak muridnya.

Saturday, July 9, 2011

Ilmu Hikmah sebagai panduan untuk pendakwah dan guru agama

Dalam agama Islam dikenal istilah 'hikmah'. Istilah ini mempunyai arti sendiri dalam agama Islam.

Dalam Al Qur'an Allah berfirman :

surat:16 ayat:125

" Udd 'u ila sabili Rabbika bil hikmatih wal mau izatul hasanah wa jadil hum billati hia ahsan" [An Nahl 125]

Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, nasehat yang baik dan berdiskusilah dengan mereka dengan cara yang baik.

Ayat ini merupakan panduan untuk para pendakwah, pejuang agama dan guru sehingga mereka tidak hanya memberi atau menyampaikan ilmu saja tetapi sampai pendengar atau murid berusaha sungguh-sungguh untuk membuat perubahan nyata dalam diri mereka. Walaupun dalam ajaran islam, secara lahirnya siapapun boleh berdakwah atau menjadi guru, tetapi bukan mudah untuk menjadikan dakwah atau didikannya berkesan. Kalau sekadar berdakwah secara umum semua orang dapat mengerjakannya.

Ayat di atas mengingatkan para pendakwah, pejuang agama dan pendidik supaya dakwah atau didikannya berkesan, paling tidak ada 3 asas yang perlu dimiliki. Yang lain itu tambah-tambahan. Tiga asas ini yang sangat penting yaitu : hikmah, nasehat yang baik dan berdiskusi dengan cara yang baik.

Referensi: http://kawansejati.ee.itb.ac.id/ilmu-dan-hikmah-1/ilmu-dan-hikmah